Sabtu, 21 Januari 2012

tanah oxisol


III.   BAHAN DAN METODA

3.1  Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan September 2006 sampai Maret 2007 berupa percobaan pot di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.  Analisis tanah dan tanaman dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang.  Jadwal kegiatan penelitian secara lengkap disajikan pada Lampiran 1.
3.2   Bahan dan Alat
Tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah Oxisol yang diambil di daerah Bukit Kajai Kubang Nan Duo Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten Solok.  Bahan yang digunakan adalah padi varietas anak daro (deskripsi tanaman pada Lampiran 3).  Sebagai perlakuannya adalah abu sekam dan sebagai pupuk dasar digunakan Urea, SP-36 dan KCl dan untuk mencegah hama dan penyakit tanaman digunakan fungisida Buthacanon dan insectisida Dharmabas.  Alat dan bahan yang digunakan selengkapnya disajikan pada Lampiran 4 dan  5.
3.3   Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk percobaan pot di Rumah Kaca dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan.  Untuk melihat perbedaan masing-masing perlakuan digunakan  Fisher Test (Uji F) pada taraf 5 % dan 1 %, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DNMRT pada taraf 5 %.
Takaran abu sekam yang diberikan yaitu :
A  =  Tanpa abu sekam
B  =  1400 kg/ha (5,6 g/pot)
C  =  2800 kg/ha (11,2 g/pot)
D  =  5600 kg/ha (22,4 g/pot)
            Denah penempatan satuan percobaan di rumah kaca disajikan pada Lampiran 6.


3.4       Pelaksanaan Penelitian
3.4.1         Persiapan media tanam
Tanah yang digunakan diambil secara komposit pada kedalaman 0 – 20 cm (lapisan olah) dan dikeringanginkan  kemudian diayak dengan ayakan 2 mm. Sampel tanah diambil sebanyak ± 200 g untuk analisis tanah awal. Tanah yang telah diayak kemudian dimasukkan ke dalam pot sebanyak 8 kg/pot setara dengan berat kering mutlak.
Tanah yang telah dimasukkan ke dalam pot dicampur dengan abu sekam sesuai dengan perlakuan, selanjutnya disiram dengan air sampai kapasitas lapang, lalu ditutup dan diinkubasi selama 4 minggu.
Tanah setelah diinkubasi selama 4 minggu, digenangi dengan air ± 5 cm dan penggenangan dilakukan selama 3 hari, setelah itu baru dilakukan penanaman bibit.
3.4.2         Persiapan bibit
Benih yang digunakan adalah benih padi varietas anak daro.  Benih yang disemaikan direndam terlebih dahulu dengan air selama 48 jam untuk memudahkan proses perkecambahan.  Benih padi kemudian disemaikan pada wadah (seedbad) yang berisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1.
3.4.3        Penanaman dan pemupukan
Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 21 hari.  Jumlah bibit yang ditanam dalam pot adalah 5 batang setelah 1 – 2 minggu dipilih 3 batang padi yang tumbuh dengan sehat.  Sebelum dilakukan penanaman tanah dalam pot dilumpurkan secara merata.
Pemupukan yang dilakukan yaitu 150 kg Urea/ha (0,94 g/pot), 120 kg SP-36 (0,75 g/pot) dan 100 kg KCl (0,63 g/pot) (Darmawan, 2005).  Pupuk Urea diberikan dalam 2 tahap yaitu pada saat tanam dan 45 hari setelah tanam (HTS).  Sedangkan pupuk SP-36 dan KCl diberikan hanya satu tahap yaitu pada saat tanam.  Pemupukan dilakukan dengan cara mengeluarkan tanah bagian atas sedalam 5 cm, kemudian pupuk  diberikan secara melingkar disekitar tanaman selanjutnya ditutup lagi dengan tanah.  Untuk pemberian yang kedua pupuk disebar pada tanah dengan kondisi macak-macak.  Dosis pemupukan pada tanaman padi dihitung berdasarkan jumlah populasi (jarak tanam 25 ´ 25 cm = 160.000 populasi / ha )
3.4.4        Pemasangan label dan tiang standar
Label dipasang pada masing-masing pot sebelum pemberian perlakuan.  Tiang standar dipasang pada saat penanaman.  Pemasangan tiang standar dilakukan dengan membenamkan 5 cm dari panjang tiang 15 cm.  Tiang standar ini berfungsi sebagai dasar pengukuran tinggi tanaman.
3.4.5        Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi pengaturan tata air, pemberantasan gulma dan pencegahan hama dan penyakit tanaman.
3.4.5.1   Pengaturan tata air
Untuk minggu pertama dan kedua setelah tanam, tinggi air diatur setinggi 3 cm.  Pada waktu pemupukan air berada dalam kondisi macak-macak.  Untuk selanjutnya air diatur setinggi 5 cm dan 1 minggu sebelum panen tinggi air dikurangi sampai keadaan tanah lembab.
3.4.5.2    Pemberantasan gulma
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara membenamkan gulma ke dalam tanah.
3.4.5.3    Pencegahan hama dan penyakit tanaman
Untuk mencegah penyakit digunakan fungisida Buthacanon dan insectisida Dharmabas.  Penyemprotan dilakukan setiap minggu dimulai dari tanaman berumur 2 minggu setelah tanaman dan dihentikan 2 minggu sebelum panen.
3.4.6    Pemanenan
Panen dilakukan pada saat tanaman berumur 143 yaitu tanaman padi telah menguning, butir 85 % telah masak dan biji bila ditekan terasa padat.  Pemanenan bagian atas tanaman (daun + batang) dilakukan dengan memotong batas leher akar (± 2 cm dari permukaan tanah),  kemudian ditimbang bobot basahnya dan dimasukkan ke dalam amplop.


3.5       Pengamatan
3.5.1         Pengamatan tanah
Pengamatan tanah yang dilakukan adalah analisis tanah awal dan setelah inkubasi yang meliputi analisis pH H2O (1 : 1) dan pH KCl (1 : 1) yang diukur dengan pH meter, penetapan P-tersedia dengan metoda Bray II, penetapan Si-tersedia dengan metoda Kolorimetri, penetapan kation-kation basa (Ca, Mg, K dan Na-dd) dengan metoda pencucian Amonium Asetat 1 N pH 7 dan.  Prosedur analisis secara rinci disajikan pada Lampiran 7 dan hasil analisis dinilai berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah disajikan pada Lampiran 8.
3.5.2         Pengamatan tanaman
3.5.2.1  Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 45 hari setelah tanam dan selanjutnya dilakukan satu kali seminggu sampai tanaman berumur 86 hari setelah tanam atau pertumbuhan masa vegetatif maksimal.  Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dimulai dari permukaan tiang standar sampai ujung daun terpanjang.  Data yang diperoleh ditambah tinggi tiang standar (10 cm).  Hasil pengamatan terakhir diolah secara statistik dan pengamatan tiap minggu ditampilkan dalam bentuk grafik.
3.5.2.2   Jumlah anakan produktif
Jumlah anakan produktif adalah anakan yang menghasilkan malai.  Pengamatan terhadap jumlah anakan produktif dilakukan pada saat tanaman padi berumur atau mendekati kriteria matang panen dan data pengamatan diolah secara statistik.
3.5.2.3  Perhitungan berat 1000 butir gabah
Butir gabah yang diambil secara acak sebanyak 1000 butir kemudian ditimbang.
3.5.2.4  Perhitungan bobot kering gabah (g/pot)
Gabah yang telah diperoleh ditimbang berat basahnya, kemudian dikeringkan selama ± 6 hari, kemudian ditimbang berat kering gabah pada KA 14 % dan dilakukan analisis statistik.
            Bobot KA (14 `%)  =   × B
            A  =   × 100 %
Keterangan  : 
            A  :  Kadar air saat penimbangan
            B  :  Berat gabah pada kadar air A
3.5.2.5  Serapan P dan Si tanaman
Analisis serapan P dan Si tanaman dilakukan dengan mengambil sampel bagian atas tanaman (daun + batang) saat tanaman dipanen, yang diambil pada masing-masing pot tanaman.  Sampel tanaman tersebut dimasukkan ke dalam amplop yang sebelumnya telah dilobangi dan dimasukkan ke dalam oven selama 4 ´ 24 jam pada suhu 60 0C atau sampai beratnya tetap.  Selanjutnya dipotong-potong dan dihaluskan dengan grinder untuk dilakukan analisis.  Rumus  yang digunakan untuk menghitung serapan P dan Si tanaman adalah :
Serapan P (g/pot)        =  % P tanaman  x  berat kering tanaman (g/pot)
Serapan  Si  (g/pot)      =  % Si tanaman x  berat kering tanaman (g/pot)
Penentuan serapan P dan Si ini bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah P dan Si  yang terangkut panen padi.  Metoda analisis P dan Si  tanaman selengkapnya disajikan pada Lampiran 9.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar