III. BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan September 2006 sampai
Maret 2007 berupa percobaan pot di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas
Andalas Padang. Analisis tanah dan tanaman dilaksanakan di
Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Jadwal kegiatan penelitian secara lengkap
disajikan pada Lampiran 1.
3.2
Bahan dan Alat
Tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah
Oxisol yang diambil di daerah Bukit Kajai Kubang Nan Duo Kecamatan Payung
Sekaki Kabupaten Solok. Bahan yang
digunakan adalah padi varietas anak daro (deskripsi tanaman pada
Lampiran 3). Sebagai perlakuannya adalah
abu sekam dan sebagai pupuk dasar digunakan Urea, SP-36 dan KCl dan untuk
mencegah hama dan penyakit tanaman digunakan
fungisida Buthacanon dan insectisida Dharmabas.
Alat dan bahan yang digunakan selengkapnya disajikan pada Lampiran 4
dan 5.
3.3
Rancangan Percobaan
Penelitian
ini dilakukan dalam bentuk percobaan pot di Rumah Kaca dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Untuk melihat perbedaan masing-masing
perlakuan digunakan Fisher Test (Uji F)
pada taraf 5 % dan 1 %, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DNMRT pada
taraf 5 %.
Takaran abu sekam yang diberikan yaitu :
A = Tanpa abu sekam
B = 1400 kg/ha (5,6 g/pot)
C = 2800 kg/ha (11,2 g/pot)
D = 5600 kg/ha (22,4 g/pot)
Denah penempatan
satuan percobaan di rumah kaca disajikan pada Lampiran 6.
3.4
Pelaksanaan Penelitian
3.4.1
Persiapan media tanam
Tanah
yang digunakan diambil secara komposit pada kedalaman 0 – 20 cm (lapisan olah)
dan dikeringanginkan kemudian diayak
dengan ayakan 2 mm. Sampel tanah diambil sebanyak ± 200 g untuk analisis tanah awal. Tanah yang telah diayak kemudian
dimasukkan ke dalam pot sebanyak 8 kg/pot setara dengan berat kering mutlak.
Tanah yang telah dimasukkan ke dalam pot dicampur dengan
abu sekam sesuai dengan perlakuan, selanjutnya disiram dengan air sampai
kapasitas lapang, lalu ditutup dan diinkubasi selama 4 minggu.
Tanah setelah diinkubasi selama 4 minggu, digenangi
dengan air ± 5 cm dan penggenangan dilakukan selama
3 hari, setelah itu baru dilakukan penanaman bibit.
3.4.2
Persiapan bibit
Benih yang digunakan adalah benih padi varietas anak
daro. Benih yang disemaikan direndam
terlebih dahulu dengan air selama 48 jam untuk memudahkan proses
perkecambahan. Benih padi kemudian
disemaikan pada wadah (seedbad) yang berisi tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2 : 1.
3.4.3
Penanaman dan pemupukan
Penanaman
dilakukan setelah bibit berumur 21 hari.
Jumlah bibit yang ditanam dalam pot adalah 5 batang setelah 1 – 2 minggu
dipilih 3 batang padi yang tumbuh dengan sehat.
Sebelum dilakukan penanaman tanah dalam pot dilumpurkan secara merata.
Pemupukan
yang dilakukan yaitu 150 kg Urea/ha (0,94 g/pot), 120 kg SP-36 (0,75 g/pot) dan
100 kg KCl (0,63 g/pot) (Darmawan, 2005).
Pupuk Urea diberikan dalam 2 tahap yaitu pada saat tanam dan 45 hari
setelah tanam (HTS). Sedangkan pupuk
SP-36 dan KCl diberikan hanya satu tahap yaitu pada saat tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara mengeluarkan
tanah bagian atas sedalam 5 cm, kemudian pupuk
diberikan secara melingkar disekitar tanaman selanjutnya ditutup lagi
dengan tanah. Untuk pemberian yang kedua
pupuk disebar pada tanah dengan kondisi macak-macak. Dosis pemupukan pada tanaman padi dihitung
berdasarkan jumlah populasi (jarak tanam 25 ´ 25 cm = 160.000 populasi / ha )
3.4.4
Pemasangan label dan
tiang standar
Label
dipasang pada masing-masing pot sebelum pemberian perlakuan. Tiang standar dipasang pada saat
penanaman. Pemasangan tiang standar
dilakukan dengan membenamkan 5 cm dari panjang tiang 15 cm. Tiang standar ini berfungsi sebagai dasar
pengukuran tinggi tanaman.
3.4.5
Pemeliharaan
Pemeliharaan
meliputi pengaturan tata air, pemberantasan gulma dan pencegahan hama dan penyakit tanaman.
3.4.5.1
Pengaturan tata air
Untuk
minggu pertama dan kedua setelah tanam, tinggi air diatur setinggi 3 cm. Pada waktu pemupukan air berada dalam kondisi
macak-macak. Untuk selanjutnya air
diatur setinggi 5 cm dan 1 minggu sebelum panen tinggi air dikurangi sampai
keadaan tanah lembab.
3.4.5.2
Pemberantasan gulma
Penyiangan gulma dilakukan dengan cara membenamkan gulma
ke dalam tanah.
3.4.5.3
Pencegahan hama
dan penyakit tanaman
Untuk
mencegah penyakit digunakan fungisida Buthacanon dan insectisida
Dharmabas. Penyemprotan dilakukan setiap
minggu dimulai dari tanaman berumur 2 minggu setelah tanaman dan dihentikan 2
minggu sebelum panen.
3.4.6
Pemanenan
Panen
dilakukan pada saat tanaman berumur 143 yaitu tanaman padi telah menguning,
butir 85 % telah masak dan biji bila ditekan terasa padat. Pemanenan bagian atas tanaman (daun + batang)
dilakukan dengan memotong batas leher akar (± 2 cm dari permukaan tanah),
kemudian ditimbang bobot basahnya dan dimasukkan ke dalam amplop.
3.5
Pengamatan
3.5.1
Pengamatan tanah
Pengamatan tanah yang dilakukan adalah analisis tanah
awal dan setelah inkubasi yang meliputi analisis pH H2O (1 : 1) dan
pH KCl (1 : 1) yang diukur dengan pH meter, penetapan P-tersedia dengan metoda
Bray II, penetapan Si-tersedia dengan metoda Kolorimetri, penetapan
kation-kation basa (Ca, Mg, K dan Na-dd) dengan metoda pencucian Amonium Asetat
1 N pH 7 dan. Prosedur analisis
secara rinci disajikan pada Lampiran 7 dan hasil analisis dinilai berdasarkan
kriteria penilaian sifat kimia tanah disajikan pada Lampiran 8.
3.5.2
Pengamatan tanaman
3.5.2.1 Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setelah tanaman
berumur 45 hari setelah tanam dan selanjutnya dilakukan satu kali seminggu
sampai tanaman berumur 86 hari setelah tanam atau pertumbuhan masa vegetatif
maksimal. Pengamatan tinggi tanaman
dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dimulai dari permukaan tiang
standar sampai ujung daun terpanjang.
Data yang diperoleh ditambah tinggi tiang standar (10 cm). Hasil pengamatan terakhir diolah secara
statistik dan pengamatan tiap minggu ditampilkan dalam bentuk grafik.
3.5.2.2 Jumlah anakan produktif
Jumlah anakan produktif adalah anakan yang menghasilkan
malai. Pengamatan terhadap jumlah anakan
produktif dilakukan pada saat tanaman padi berumur atau mendekati kriteria
matang panen dan data pengamatan diolah secara statistik.
3.5.2.3 Perhitungan berat
1000 butir gabah
Butir gabah yang diambil secara acak sebanyak 1000 butir
kemudian ditimbang.
3.5.2.4 Perhitungan bobot
kering gabah (g/pot)
Gabah yang telah
diperoleh ditimbang berat basahnya, kemudian dikeringkan selama ± 6 hari,
kemudian ditimbang berat kering gabah pada KA 14 % dan dilakukan analisis
statistik.
Bobot KA (14
`%) =
× B
A = × 100 %
Keterangan :
A :
Kadar air saat penimbangan
B :
Berat gabah pada kadar air A
3.5.2.5 Serapan P dan Si
tanaman
Analisis serapan P dan Si tanaman dilakukan
dengan mengambil sampel bagian atas tanaman (daun + batang) saat tanaman
dipanen, yang diambil pada masing-masing pot tanaman. Sampel tanaman tersebut dimasukkan ke dalam
amplop yang sebelumnya telah dilobangi dan dimasukkan ke dalam oven selama 4 ´ 24 jam pada suhu 60 0C atau sampai beratnya tetap. Selanjutnya dipotong-potong dan dihaluskan
dengan grinder untuk dilakukan analisis.
Rumus yang digunakan untuk
menghitung serapan P dan Si tanaman adalah :
Serapan P (g/pot) =
% P tanaman x berat kering tanaman (g/pot)
Serapan Si (g/pot) = % Si tanaman x berat kering tanaman (g/pot)
Penentuan serapan P dan Si ini
bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah P dan Si yang terangkut panen padi. Metoda analisis P dan Si tanaman selengkapnya disajikan pada Lampiran
9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar