Sabtu, 21 Januari 2012

kumpulan contoh proposal penelitian

III. BAHAN DAN METODA 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Nagari Tabek Patah, Kecamatan Salimpauang, Kabupaten Tanah Datar. Pelaksanaan penelitian akan dimulai pada bulan Juni sampai dengan September 2011. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih gandum kultivar IS Jarissa, IS-1247. Kultivar gandum tersebut berasal dari Breeding Station Istropol Solary di Republik Slovakia. Pupuk kandang kambing, pupuk urea, SP36, KCl, dan furadan. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah cangkul, ajir, label, parang, meteran, dan alat-alat tulis 3.3 Rancangan Percobaan ini disusun berdasarkan Faktorial dalam RAK ( Rancangan Acak Kelompok ) dengan 2 kultivar gandum dan 3 perlakuan dosis pupuk organik kotoran sapi dan dan masing - masing 3 kali ulangan. Terdiri dari 18 satuan percobaan, masing-masingnya terdapat 144 rumpun gandum per petak dan 15 tanaman yang dijadikan sampel. Hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Bila F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel 5%, maka dilanjutkan dengan Beda Nyata Jujur ( BNJ ) pada taraf nyata 5%. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor yaitu faktor 1) kultivar IS Jarissa ( a1 ) dan kultivar 1247 ( a2) dan faktor 2 yaitu bahan organik dimana : 0 ton/ ha pukan kambing ( b1 ) 10 ton/ ha pukan kambing ( b2 ) 20 ton/ ha pukan kambing ( b3 ) Masing-masing perlakuan diatas merupakan jumlah dari pemberian sebanyak tiga kali perlakuan selama budidaya. 3.4 Pelaksanaan 3.4.1 Pengolahan Tanah Tanah dicangkul sedalam 25-30cm. setelah tanah dicangkul, tanah di kering anginkan selama 7 hari agar terhindari dari unsur unsur beracun yang kemungkinan ada di dalam tanah. Penggemburan tanah dilakukan agar bongkahan tanah menjadi butiran yang lebih halus. Panjang bedengan adalah 30 m dan lebar 6,25 m. Didalam bedengan dibuat 6 petakan dengan panjang masing–masing petakan 5 m dan lebar 1,75m dan jarak antar petak 10 cm. Diantara bedengan dibuat selokan selebar 50 cm dan sedalam 25cm. Tanah dari galian selokan ditaburkan diatas bedengan sehingga menambah tinggi bedengan. Permukaan bedengan diratakan. Masing–masing petakan terdapat 7 baris dan 24 jalur tanaman dengan jarak antar baris 25 cm dan jarak antar lajur 20 cm. 3.4.2 Penanaman Benih yang digunakan hendaknya benih bermutu, hal ini sangat penting disamping untuk menghasilkan produksi yang tinggi juga tahan terhadap hama dan penyakit yang menyerang. Benih yang dipakai berasal dari Repoblik Slovakia dengan kultivar IS Jarissa dan IS-1247. Kebutuhan benih per hektar 100 kg atau sama dengan 1 kg/100 m² dengan sistim larikan jika ditanam dengan sistim tugal kebutuhan benih bisa kurang dari 100 kg/ha. Waktu tanam yang tepat dilakukan pada awal musim hujan yaitu pada bulan spetember dimana di perkirakan curah hujan mulai turun. Buat alur/larikan pada bedengan dengan jarak antara 20 cm. Benih dimasukan dalam alur sedalam 3,5 cm dengan cara tugal. Pada setiap lubang dimasukkan masing-masing 2 benih kedalam lubang. Sebelumnya benih ditanam benih direndam dulu dengan air agar mempercepat pemecahan dormansi. Kemudian setelah benih ditanam furadan dimasukkan agar benih tidak terkena hama dan penyakit terutama ulat tanah. waktu setelah tanam yang diikuti pemupukan pertama yaitu pemberian pupuk urea TSP dan KCl setengah dari rekomendasi. lahan perlu disiram agar benih berkecambah dan dapat tumbuh dengan baik. Pada waktu tanaman berumur 30 HST (hari setelah tanam) yaitu pada waktu setelah penyiangan dan dilakukan pemupukan ke dua, tanaman perlu diairi agar dapat menyerap pupuk dengan baik. 3.4.3. Pemberian label dan pemasangan ajir Pemberian label dan pemasangan tiang standar dilakukan bersamaan dengan penanaman. Pelabelan dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian perlakuan. Pemberian label sesuai dengan perlakuan yang akan diberikan. Untuk memudahkan dalam pengukuran dipasang ajir sebagai tiang standar dengan memancangkan tiang-tiang setinggi 1 m dari permukaan tanah sebagai patokan untuk pengukuran tinggi tanaman pada masing-masing sampel. 3.4.4 Pemupukan Benih ditanam secara tugal, dua biji per lubang. Takaran pupuk dasar adalah 150 kg urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl/ha. Pupuk dasar diberikan 3 kali yaitu pada awal masa tanam, pada saat bertunas sekitar 25 – 30 hari setelah tanam dan sisanya pada saat pembentukan primordia bunga untuk mendorong pembentukan malai. Sedangkan pemberian pukan kambing dilakukan secara langsung ketanah pada saat pengolahan lahan. 3.4.5 Pemeliharaan Penyiangan dilakukan 2-3 kali tergantung banyaknya populasi gulma. Penyiangan I : tanaman berumur 1 bulan. Penyiangan II : dilakukan 3 minggu dari penyiangan pertama. Penyiangan III : tergantung banyaknya dan tingginya populasi gulma. 3.4.6 Pengendalian Hama dan penyakit Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman gandum bisa diatasi dengan banyak cara seperti pengendalian secara kultur teknis. Pengendalian ini bisa berupa sanitasi, pengelolaan tanah, pengelolaan air dan pemupukan berimbang. 3.4.7 Panen Gandum yang siap panen apabila tanaman telah berumur ± 112 hari untuk untuk dataran tinggi. Sedangkan kriteria tanaman siap panen sebagi berikut : - Sekam (lemma dan palea) yang menutupi biji gandum telah mengering - Warna kulit pada biji sudah menguning kecokelatan - Biji jika ditekan terasa keras - Kadar air biji gandum antara 20-30% Panen sebaiknya dilakukan pada keadaan cuaca cerah, karena akan sangat membantu dalam perontokan biji. Setelah gandum dipanen (panen menggunakan sabit), segera dirontokkan dengan menggunakan thresher, kemudian dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari. 3.5 Pengamatan 3.5.1 Tinggi Tanaman ( cm ) Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang hingga ujung malai, tidak termasuk bulu malai, diberi batasan atau tanda pada tiang standar. pengukuran dimulai dari 3 minggu setelah tanam hingga munculnya malai. 3.5.2 Jumlah Daun ( Helai ) Pengamatan jumlah daun dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka sempurna yang terdapat pada masing-masing tanaman sampel. Pengamatan dilakukan sekali seminggu sampai tanaman tersebut telah mengeluarkan malai. 3.5.3 Panjang Daun Terpanjang ( cm ) Panjang daun terpanjang diukur dengan mengambil beberapa daun yang paling panjang diantara semua sampel. Pengukuran dilakukan pada masa generatif berakhir yaitu ketika bulir gandum mulai masak. 3.5.4 Lebar Daun Terlebar ( cm ) Lebar daun terlebar dihitung dengan memilih daun yang paling lebar diantara semua populasi pada sampel. Pengukuran daun terlebar dihitung dari diameter tengah daun.pengukuran dilakukan pada masa generatif berakhir yaitu ketika bulir gandum mulai masak. 3.5.5 Jumlah Anakan Produktif ( Batang ) Jumlah anakan produktif dihitung pada saat panen dengan cara menghitung jumlah anakan yang bermalai dari setiap sampel yang diamati. 3.5.6 Umur Berbunga ( hari ) Umur berbunga diamati pada waktu malai telah keluar dan mekar dari 50% populasi yang diamati. 3.5.7 Umur Masak ( hari ) Umur masak didasarkan pada taksiran bahwa lebih dari 75% malai dalam populasi telah menguning dan biji sudah keras. 3.5.8 Umur Panen ( hari ) Pengamatan umur panen dilakukan dengan menghitung jumlah hari yang diperlukan saat tanam hingga panen. 3.5.9 Jumlah Gabah per Malai ( biji ) Menghitung jumlah gabah yang ada dalam satu malai pada setiap populasi dan diambil rata-rata jumlah gabah dalam satu malai. 3.5.10 Persentase Gabah Bernas dan Hampa ( % ) Menghitung jumlah gabah yang bernas dan hampa pada satu malai dalam populasi yang telah masak. 3.5.11 Bobot Biji Per Rumpun ( gram ) Bobot biji per rumpun, ditimbang setelah masing-masing rumpun malai dirontok, dan biji telah dikeringkan. 3.5.12 Hasil Biji Per Petak ( gram ) Hasil biji per petak, ditimbang setelah malai dijemur dan biji-bijinya telah dirontok, tepat pada saat biji telah kering (kadar air biji ± 10-12%). 3.5.13 Produksi per hektar ( ton ) Pengamatan terhadap produksi gandum per hektar dilakukan dengan menimbang semua bulir gandum saat dipanen. Angka pengamatan pada setiap kali penimbangan pada masing-masing plot dijumlahkan. Untuk produksi bulir gandum per hektar dikonversikan dari produksi gandum per plot. P = 10.000m/ 25cm x 20cm X produksi gandum perplot Keterangan ; P = produksi gandum per hektar 10.000 m² = luas lahan 1 ha 25cm x 20cm = jarak tanam gandum per batang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar